Welcome,
Guest
|
Clustering (server)
(1 viewing) (1) Guest
|
TOPIC: Clustering (server)
Clustering (server) 7 years ago #27
|
Clustering
Dalam dunia komputer yang dimaksud dengan Server Clustering adalah menggunakan lebih dari satu server yang menyediakan redundant interconnections, sehingga user hanya mengetahui ada satu sistem server yang tersedia dan komputer client tidak menyadari jika terjadi kegagalan pada sistem server karena tersedianya server sebagai redundant atau backup. Clustering Server dapat digunakan untuk Load Balancing cluster ataupun Failover clustering (Server HA). ![]() Failover clustering (High Availability) Failover clustering menyediakan solusi high availability server dimana jika terjadi kegagalan pada perangkat keras seperti power supply mati yang menyebabkan server mati total maka server lain anggota cluster yang akan mengambil alih fungsi dari server yang mati, sehingga komputer client tidak mengetahui jika terjadi kegagala pada server, karena proses yang dilakukan pada server yang gagal atau mati akan dilanjutkan oleh server cadangan. Konsep konfigurasi failover cluster adalah membuat satu server sebagai master server dan server yang lain menjadi slave server dimana saat server dalam keadaan normal master server menangani semua request dari client. Slave server akan mengambil alih tugas master server apabila master server tidak berfungsi atau mati. Failover server memiliki dua mode yaitu mode aktif-pasif (master-slave) dan (aktif-aktif).
![]() Biasanya failover menggunakan shared storage yang akan di gunakan bersamaan oleh lebih dari server. Tetapi ada juga yang tanpa menggunakan shared storage yaitu dengan menggunakan mirroring hard disk server. Load balancing clustering Load balancing cluster merupakan cluster server dimana anggota cluster server dikonfigurasikan untuk saling berbagi beban yang berfungsi mendistribusikan request dari client ke anggota server Load balanced Cluster. Tipe konfigurasi Loadbalancing Cluster sering disebut Load balanced cluster, sedangkan teknologi platform Load balancing sering disebut sebagai Load balancers. Secara umum cara kerja Load balancer adalah menerima incoming request dari client dan meneruskan request tersebut pada server tertentu jika dibutuhkan. Load balancer menggunakan beberapa algoritma yang berbeda untuk melakukan control traffic network.Tujuan algoritma Load balancer adalah untuk mendistribusikan beban secara pintar atau memaksimalkan kerja anggota server cluster. Beberapa contoh algoritma Load balancer :
Fungsi Load Balancer Menginterupsi traffic jaringan (web traffic,dll) yang diarahkan ke sebuah situs.
Failover cluster VS Load Balancing Failover cluster dan Load Balancing memiliki manfaat dalam memanage server secara bersamaan. Tapi untuk failover cluster memiliki beberapa kekurangan dibanding Load Balancing yaitu : Peng-integrasi-an masing-masing server yang agak rumit, khususnya pada perangkat lunak yang digunakan harus memiliki setting yang sama antar server anggota cluster. Selain itu failover cluster terbatas untuk beberapa protocol seperti HTTP, samba dll. Sedang SLB (server load balancing) merupakan sebuah platform dan OS neutral. SLB dapat menyeimbangkan beban (Load) antar masing masing server. SLB juga mendukung beberapa network protocol dari HTTP hingga NFS, TCP dan UDP protocol. SLB di-desain secara simple sehingga tidak memerlukan interaksi antar server, sedikit melakukan trouble-shoot. Dalam peng-konfigurasi-an server load balancing, load balancer diletakan didepan anggota server cluster dimana dianalogikan seperti sebuah gateway dari semua anggota server. Sedang failover clustering harus menggunakan protocol perangkat lunak yang sama untuk setiap server. Pengalaman Penulis mengenai Linux failover cluster server Penulis akan membagi pengalaman bagaimana cara mengkonfigurasi linux failover, ya karena memang baru failover yang pernah dikonfigurasi sedang untuk load balancing belum pernah sama sekali, masih sebatas teori. Perlu diketahui, meskipun failover ini menggunakan Linux, tetapi komputer klien bisa menggunakan sistem operasi apa saja (Linux, Windows, Android,dll). Yang paling perlu diketahui adalah failover ini bisa mendukung virtual machine ataupun mendukung cloud failover (agak rumit konfigurasinya). Untuk topologi failover pada dasarnya ada dua yaitu menggunakan shared storage (NAS/SAN) dan tanpa menggunakan shared storage, cukup menggunakan hard disk internal pada masing-masing server. Gambar dibawah merupan topologi failover server menggunakan shared storage dimana aktif server dan pasif server menyimpan data pada shared storage, sehingga jika ada salah satu server mati data masih ada di shared storage dan data masih bisa diakses oleh server lain. ![]() contoh gambar tenggosoft.files.wordpress.com/2009/07/storage.jpeg Failover menggunakan shared storage Failover di bawah tidak menggunakan shared storage, tetapi cukup menggunakan internal hard disk, dan hard disk tersebut di konfigurasi mirror atau sering disebut juga dengan RAID 1 over network. Apapun yang ditulis pada aktif server, seperti format, membuat partisi (jika diimplementasikan dengan iSCSI), dll, akan selalu terjadi sama persis pada hard disk pasif server. ![]() contoh gambar tenggosoft.files.wordpress.com/2009/07/storage1.jpeg Failover tanpa menggunakan shared storage |
|
|
Time to create page: 0.26 seconds